-

-

Selasa, 26 November 2013

Cerpen Bahasa Indonesia " Enggak Overdosis "




Enggak Overdosis

" Maju ... maju ... maju ... mundur ... mundur ... mundur, smanda ... smanda ... smanda caem-caem " teriakan suara sporter sekolahku menggelegar di tribun sebelah kiri bersorak memberi semangat para pemain yang sedang bertempur dilapangan hijau.
Aku adalah salah satu sporter yang juga ikut heboh. Aku sendiri bersekolah di SMA Negeri 2 Prabumulih , salah satu sekolah yang penuh talenta di kotaku. Disekolah aku duduk dibangku kelas X bersama teman-teman dan sahabat yang super heboh. Pagi itu aku datang cukup siang, maklum lagi tidak ada PR. Suasana dikelas terdengar berisik sekali sampai ke lapangan basket, dalam pikiranku aku berusaha menebak ada berita heboh apalagi kiranya ?
Sesampainya dikelas aku meletakkan tas ku dibangku, sembari aku duduk bersantai mendegarkan celoteh teman-temanku. Tak lama Wulan sahabatku datang menghampiri dengan gayanya yang ceria bagai cheerleaders .
" Eh yak, tau dak ada kakak kelas baru loh , ganteng banget. Itu tu yang lagi duduk dibawah pohon ketapang, dia anak IPS II tu deket ama kelas kita " celotehnya panjang lebar.
" Oh ya, yang mana sih ? "
" Itu yak, yang pake jaket hijau "
" Oh yang itu, wih ganteng ya emang "
" Ya iyalah ganteng, mata aku kan belum rabun jadi tau lah mana yang ganteng "
" Kalau kau sih tanpa ngeliat aja pasti tau mana yang ganteng, otak kau kan sudah di progam                                           buat cari cowok yang ganteng. Hahahah " tawa ku lebar diiringi mukanya yang berubah jadi cemberut.
            Tett .... Tett .... Tett, bunyi bel tanda kegiatan belajar akan segera dimulai, seperti biasa sebelum belajar kami terbiasa tadarusan terlebih dulu. Guru pun masuk kekelas kami, menerangkan pelajaran matematika. Pagi-pagi otak sudah disesaki rumus-rumus yang rumit bikin otak mau meledak. Pikiran ku melayang jauh menyusuri lorong-lorong khayalan menuju dunia fantasi sampai aku bertemu sosok yang baru saja kuketahui. Ah itu dia, sesosok murid baru yang tadi kulihat, betapa bahagianya dia mengajak diriku berkenalan serasa terbang kelangit ketujuh.
            Klatuuk . . .satu buah spidol mengenai kepalaku, sungguh sakit bagai terjatuh keras dari langit ketujuh terhempas ke atas batu-batu runcing membuyarkan semua khayalanku tadi. Akhirnya aku pun berusaha memfokuskan kembali ke papan tulis, agar tidak terkena spidol terbang lagi. Setelah beberapa angka waktu lepas terbebas juga aku dari pelajaran yang membuatku hampir muntah dan sekarang waktunya goto cantin.
           
Aku, Wulan dan Septi pun menuju ke kantin tujuan kami adalah siomay, sambil menikmati siomay kami pun terlibat perbincangan yang heboh sampai kami terdiam seribu bahasa saat melihat murid baru itu.
" Eh liat tu, aduh cakep banget " Wulan dan Septi bersamaan mengungkapkan kekagumannya.
" Ya ampun , siapa sih nama kakak itu bikin kalian terhipnotis gitu ? "
            Beberapa hari setelah itu, diketahuilah bahwa namanya Alvandy Riangga seorang pemain bola hebat disekolah asalnya. Begitu juga disekolahku ternyata namanya tercantum sebagai pemain bola yang akan mengikuti pertandingan sepak bola yang akan diadakan LPI. Setiap hari kami melihatnya latihan bola di lapangan belakang kelas kami, ternyata bukan hanya kami saja tapi banyak para cewek-cewek yang juga melihatnya bahkan tak jarang ada yang memberikan minuman sekedar untuk  mencari perhatian.
            Pertandingan sepak bola yang diadakan LPI telah dimulai, banyak siswa maupun siswi mendapat izin untuk menjadi sporter nantinya, begitu juga kami. Beberapa kali pertandingan aku selalu menjadi sporter lumayan bisa lepas dari pelajaran yang membuatku jenuh. Tak apa suara habis teriak-teriak yang penting semangat.
            Di suatu pertandingan sekolahku melawan SMK Negeri 1, terjadilah bentrok antar sporter, dari yang awalnya tidak ricuh dan sibuk memberi semangat, sampai akhirnya berbalas-balasan yel-yel.
" Gak bisa pulang ... gak bisa pulang " teriak sporter lawan.
" Ada motor ... ada motor " teriak kami tak mau kalah.
Dan seterusnya hingga  tak lama berbalas-balasan lemparan botol aqua, bentrok pun tak terhindari. Sporter lawan merasa tidak terima dengan kekalahan sekolahnya, karena merasa terancam aku dan teman-teman pun terpaksa melompati tribun yang tinggi bahkan salah satu temanku roknya sampai sobek karena terburu-buru.
Walau sempat cemas kami tak takut, bahkan kami mengendarai motor secara beriringan sampai meneriakan kemenangan. Apalagi aksi dari kak Alvandy sangat memukau penonton terutama cewek-cewek, karna dia pula sekolahku bisa masuk sampai grand final. Pertandingan pun akan dilanjutkan lagi hari minggu untuk babak grand final sekolahku yang akan melawan SMA Negeri 1.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, dengan semangat aku berangkat ke Ria Jaya tempat dimana dilangsungkannya pertandingan hari itu. Baju biru yang kupakai hari itu memberikan semangat apalagi di tribun sudah ramai para sporter sekolahku yang memang seluruhnya mengenakan baju biru.


Priiitttttt . . . peluit wasit berbunyi tanda pertandingan dimulai. Mulailah para sporter berteriak memberi semangat.
" Sayang semangat ... sayang pasti bisa " teriak aku bersama yang lainnya di tribun kiri.
Sporter sekolah lawan pun tak mau kalah mereka juga bersemangat memberikan semangat.   Mataku tak lepas dari sosok itu walaupun sambil berteriak-teriak.
 Akhirnya dewi fortuna pun berpihak ke sekolahku sehingga kami pun memenangkan pertandingan. Hampir semua gol-gol indah itu diciptakan oleh kak Alvandy. Di tengah kemenangan itu kak Alvandy datang dan menarik sesosok cewek yang bukan lain ialah mbak Elsa Lestari dan membawanya ke tengah lapangan. Ditengah lapangan itu pula dia menyatakan perasaannya.
" Elsa , aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku ? "
Mbak Elsa hanya mengangguk sembari tersenyum. Sedangkan di tribun banyak sekali cewek-cewek yang pergi karna sakit hati bahkan ada yang sampai menangis.
            Aku, Wulan dan Septi bertepuk tangan melihat pemandangan yang indah itu dan tetap berdiri mematung melihat kejadian yang sangat so sweet itu.
" Wah cocok sekali ya, kak Alvandy sama mbak Elsa sama-sama punya talenta "
" Bener banget tuh, tambah kagum aja nih "
" Iya nih, ngapain nangis-nangis segala orang gak suka kok dipaksa makanya kalau kagum ama seseorang ya biasa-biasa aja jangan sampe overdosis gitu "
" Hahaha . . ." kami bertiga tertawa dengan lepas.
Melepas semua kebahagian hari ini atas kemenangan sekolahku.
            Keesokkan harinya, seperti biasa aku datang kesekolah tapi, ... kali ini lebih pagi karna banyak PR, maklum kebanyakkan jadi sporter sih.





 Created by Diatri Lestari
                                                                                               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar